Saturday, November 18, 2017

SHERIFF YANG PALING DI TAKUTIN DI DUNIA

SANG PREDATOR PENGILA SEKS


Seorang Kepala Kepolisian wilayah atau yang biasa disebut dengan sherif di negara bagian Tennessee, Amerika Serikat, akhirnya dijebloskan ke penjara.

Mantan Sherif di wilayah Fentress, Charles S. "Chucky" Cravens mengaku berhubungan seks dengan sejumlah perempuan narapidana yang berada di bawah pengawasannya.

Cravens dijatuhi pidana penjara selama dua tahun sembilan bulan, pada Rabu (24/8/2017).

Dia berdiri di hadapan Hakim Distrik AS, Aleta Trauger di Nashville, dan meminta belas kasihan atas apa yang telah dilakukannya.

"Saya bertanggung jawab atas tindakan saya," kata dia kepada hakim dengan tangan dilipat di belakang.

"Apa yang saya lakukan, saya melakukannya sendiri," sambung dia.

Dia mengaku berhubungan seks dengan narapidana dan mengaku bersalah atas perbuatannya itu.

Media pengadilan menyebutkan, lelaki 47 tahun itu menggunakan wewenangnya untuk meminta layanan seks dari wanita di penjara berkapasitas 150 orang yang diawasinya.

 Dokumen yang ada pun mengungkap Cravens -yang kemudian mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai sherif, tidur dengan tiga wanita narapidana.

Sebagai imbalan, dia memberikan perlakuan khusus kepada ketiganya.

Asisten Jaksa Katy Risinger menggambarkan Cravens sebagai orang paling berkuasa di wilayah tersebut.

Risinger mengatakan, Cravens memaksa wanita untuk berhubungan seks dengannya, dan mengambil keuntungan dari otoritas yang ada di tangannya.

"Para wanita di sini pasti menentang praktik itu, tapi mereka tak memiliki cara untuk melawannya," ungkap Risinger.

 "Mereka terpaksa demi keselamatan mereka, makanan mereka, pakaian mereka, dan kesejahteraan mereka."

Cravens dikabarkan mengizinkan para wanita tersebut untuk keluar dari penjara untuk  menghisap rokok yang dia sediakan.

Dia juga memasukkan uang ke dalam akun narapidana, dan membelikan mereka makanan dengan imbalan seks. Demikian penjelasan dalam dokumen pengadilan yang dikutip laman Tennessean.

Penghitungan terakhir berawal dari sebuah insiden di bulan November.

Surat kabar memberitakan Cravens menendang seorang tahanan, memborgolnya, dan kemudian meninju dua kali di belakang kepala.

Atas putusan pengadilan itu, Cravens harus menyerah diri ke pihak berwenang federal untuk menjalani hukuman penjara pada 23 Oktober.

Cravens adalah petugas penegakan hukum tertinggi di daerah pedesaan di Tennessee. Wilayah yang dikuasainya itu berada di sebelah utara Crossville dan berpenduduk sekitar 18.000 orang.

Pada bulan April, dia mengumumkan pengunduran diri di tengah penyelidikan Biro Investigasi FBI.

Sembilan hari setelah penyelidikan FBI, Cravens mengaku bersalah atas dakwaan terhadapnya.

Tuesday, September 5, 2017

 
Kakakku berkerja di kapal sehingga dia jarang di rumah. Lita kelihatan sangat kesepian akan hal itu. Kadang kuhibur dia dengan candaan-candaan yang sering aku ciptakan. Lama kelamaan aku dan Lita akrab sekali. Aku juga sering mengajaknya keluar jalan-jalan atau menonton bioskop untuk menghilangkan rasa sepinya. Bila sedang jalan berdua, banyak orang mengira kalau kami sepasang kekasih. Tentu itu sangat membuat aku senang jalan dengan dia. Apalagi Lita orangnya berwajah manis. Dia memiliki tinggi badan 161cm dan berat badan 50kg sangat ideal sekali. Ditambah dengan ukuran toketnya yang lumayan montok menambah seksi penampilannya.               CERITABOKEP
Cerita Sex, Keesokan harinya sepulang dari kampus rumah kulihat dalam keadaan sepi. Dimanakah Lita? tanyaku dalam hati. Segera aku mengecek seluruh isi rumah. Begitu sampai di depan kamarnya kulihat dari celah pintu, ada cahaya TV dari dalam kamarnya. Aku langsung saja membuka pintu dengan pelan, untuk mengetahui apakah Lita ada di dalam kamar atau tidak. Alangkah kagetnya aku saat aku melihat adegan yang ada TV, rupanya Lita sedang melihat film bokep sambil melakukan masturbasi. Menyadari akan kehadiranku Lita langsung menegurku,
“Sedang ngapain kamu?”
“Maaf mbak…” sahutku. Aku langsung saja melangkah keluar kamar dan menutup pintunya kembali.
Akupun langsung masuk ke kamarku. Aku masih terbayang apa yang dilakukan Lita tadi di kamarnya. Aku membayangkan bagaimana dia melakukan masturbasi dengan sebelah tanganya meremas toketnya sendiri. Dan gairahku pun langsung muncul. Sesaat terlintas dalam pikiranku untuk melihat CD porno simpananku untuk menyalurkan hasrat birahi. Kukeluarkan batang penisku dan mulai mengocoknya sambil membayangkan apa yang dilakukan Lita di kamarnya tadi.
Lagi enak-enaknya berkhayal tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku. Betapa kagetnya aku bahwa Lita telah masuk dalam kamarku dan melihat aku yang sedang mengocok batang penisku. Dia terlihat terdiam sejenak. Wajahnya terlihat tegang dan bingung. Aku yang melihat ekspresi wajahnya ikut-ikutan jadi bingung dan tegang.
“Maaf aku ganggu kamu ya…?” tanyanya memecah keheningan.
“Oh, gak kog mbak…ada apa ya mbak?” sahutku dengan tanganku yang masih memegang batang penisku.
“Cuma mau tanyam ngapain kamu tadi masuk kamarku?” tanyanya lagi.
“Oh tadi aku kira rumah gak ada orang, aku nyari kamu mbak” jawabku sambil memasukan batang penisku ke dalan celananku kembali.             TOKETBESAR
“Kamu lagi nonton apa Nik?” tanya Lita sambil melihat kearah layar TVku.
“Itu nonton sama yang mbak tonton” jawabku. Terlihat Lita kembali terdiam.
“Oya mbak, aku boleh pinjem yang mbak tonton tadi?” tanyaku dengan malu.
“Boleh aja kog entar kita lihat disini sama-sama” jawabnya.
Mendengar jawabnya aku menjadi sangat kaget. Berani juga dia bilang gitu kataku dalam hati. Lita pun langsung mengampil CD yang dia tonton tadi di kamarnya. Tak lama kemudian dia kembali ke kamarku dan menyodorkankan CD tersebut.                                   CERITALUCU    
“Nih CDnya, kamu stel gih” katanya.
“Baik mbak” jawabku singkat.
Cerita Dewasa, Adegan demi adegan di film tersebut telah kami lewati. Kami berdua sudah tak merasa canggung lagi. Aku merasakan ada rasa yang lain diantara kami. Selain hubungan kakak dan adik ipar aku merasakan ada hubungan yang lain lagi. Aku merasa kita berdua saling jatuh hati. Tapi aku sadar kalau Lita adalah istri dari kakakku sendiri. Tanpa sadar duduk kami berduapun semakin mendekat. Kami saling menatap mata dan kemudian bibir kami saling berciuman. Rupanya kami berdua sudah saling terangsang. Kami berciuman mengikuti iringan gairah dan birahi kami. Nafsu membuat kami terus berebutan air liur.
Sesaat kemudian kami berdua tersadar apa yang kita lakukan dan berhenti melakukannya. Mata kami tak sanggup bertatapan. Rasanya bingung, akhirnya kami duduk biasa lagi. Beberapa lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai rambut panjang Lita. Tampaknya dia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus pundaknya. Sesaat kami
bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan manis. Wajah yang menyiratkan akan rindunya sentuhan dan kehangatan. Kurasakan isyarat dari Lita untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi lalu kulahap bibirnya, ahh…nikmat rasanya. Bibirnya terasa lembut di bibirku. Dada kami saling berhadapan. Sekilas kulihat buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Lita dengan maksud ingin menyentuh dan merasakan empuknya buah dadanya.
Perlahan tanganku mengelus-elus pahanya yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan kuelus selangkangannya, tampaknya dia menikmatinya. Lita pun membalas elusanku dengan dia balik mengelus tanganku. Rupanya dia sangat menikmatinya. Tanpa berlama-lama aku segera meraba-raba daerah sensitifnya. Tapi sebelum tanganku sampai di klitorisnya, dia meraih tanganku dan mengarahkannya ke buah dadanya. Akupun lantas meremas dengan lembut buah dada itu dari luar baju yang di pakai. Tangan Lita pun tak mau diam, diam dia mulai mengelus penisku dari luar celana panjangku. Aku sangat menikmatinya.
Tak berapa lama aku lalu melepaskan tangan Lita dari elusanya. Aku segera melepas celana panjangku dan celana dalamku sehingga terlihat batang penisku yang sudah tegak berdiri. Kembali aku meraih tangan Lita dan kuarahkan lagi ke batang penisku dengan maksud agar dia kembali mengelusnya. Lita mengelus batang penisku dengan lembut dengan sesekali mengocoknya. Sesaat kemudian wajahnya didekatnya menuju batang penisku. Dia memulainya dengan menjilat kepala penisku. Aaahhh…nikmat sekali rasanya. Jilataannya sekarang berubah dengan kuluman. Lita mengulum habis penisku dan kadang dia menhisapnya sampai aku merasakan ngilu.
Sambil terus menikmati penisku, aku mencoba mengangkat kaos yang dia kenakan sehingga terlihat buah dada yang montok yang masih terbungkus BH. Kuraih kaitannya dan kulepas BHnya. Sekarang terlihat dengan jelas buah dada yang indah menggelantung bebas. Kuremas perlahan buah dada itu. Kupilin puting yang kenyal tersebut. Lalu aku mengangkat bahu Lita dan kemudian kulepaskan celana pendek dan celana dalamnya. Wooowww…terlihat memek yang indah yang sedikit ditumbuhi rambut kemaluan.
Tanpa menunggu lebih lama kemudian kubaringkan Lita dikasur yang ada di kamarku. Kuelus bibir memeknya yang sudah sangat basah.                            CERITA IBU DAN ANAK
“Aaahhhh…” Lita mendesah.
Perlahan jariku masuk ke lubang memeknya. Terdengar nafas Lita tak lagi beraturan.
Tak cukup hanya jariku yang bermain di memeknya, kini lidahku pun ikut bermain dengan klitorisnya. Tubuh Lita menggelinjang menahan nikmat.
“Cukup Niko…ayo sayang kita masukin sekarang aja aku sudah gak tahan…” pintanya.
Lita pun segera membuka lebar kedua pahanya. Lubang memeknya yang berwarna merah terlihat jelas olehku. Aku segera naik keatas tubuhnya dan mengarahkan batang penisku ke lubang memeknya. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang
tertelan di lubang memek Lita.
“Sssthhh…aahhhh…” desahnya dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk pinggulku.
Kugenjot perlahan memek itu, Lita membusungkan dadanya seakan tak kuat menahan kenikmatan genjotan penisku.
“Aaahhhh…Niko…genjot terus sayaaaang….” erangnya.
Beberapa lama kurasakan nikmatnya tubuh Lita. Kemudian kurasakan pinggul Lita bergerak sehingga mempercepat gesekan penisku dan dinding memeknya. Dia pun mendekap erat tubuhku. Kurasakan penisku didekap kuat oleh lubang memeknya. Rupanya dia telah mencapi klimaks kenikmatan.
Sesaat kemudian kulihat Lita mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat penisku keluar masuk
dengan cepat.
Dan pada akhirnya,
“Crooot…crooott..crooottt…” Aku tak dapat menahan semburan spermaku.
Kusemprotkan seluruh spermaku ke dalam rahimnya. Kubiarkan penisku masih tertancap di lubang memeknya.
Aku belum puas menikmati tubuhnya. Aku masih menjilati dan mengulum putingnya. Dan beberapa
kali kami berciuman lagi. Sampai tenaga kami pulih, kami kembali melakukan persetubuhan terlarang ini sampai beberapa kali sampai kami tak kuat dan tidur kelelahan.
Esoknya setelah kami tersadar, kamipun mandi bersama. Tampaknya kami puas dengan kejadian kemarin. Rasa bersalah hilang karena rasakan ada kecocokan diantara kami, dan kami masih teruskan hubungan ini. Karena kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia kami berdua seterusnya. Sampai aku memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak kami terus berhubungan.              BACASELANJUTNYA>>>

Friday, September 1, 2017

KAKEK YANG TIDAK KALAH BAGUSNYA DENGAN ANAK MUDA


Pratiwi adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur 28 tahun, ia amat memperhatikan perawatan dan kecantikan tubuhnya, sesuai anjuran dari ibunya sejak ia remaja. Selain memiliki wajah yang cantik dan ditunjang dengan bentuk tubuh yang ramping dan kulit yang putih, Pratiwi amat memperhatikan penampilannya.

Ia tidak ingin suaminya Rudi akan berpaling kepada wanita lain, hanya dengan alasan klasik yaitu kecantikan dan penampilannya sebagai istri. Di rumahnya yang terbilang megah, Pratiwi menghabiskan waktu ikut senam dan kebugaran.

Namun akhir-akhir ini, Rudi amat sibuk dengan pekerjaan kantornya, sehingga membutuhkan perhatian dan kerja extra, hampir tidak ada waktu luang bagi Rudi untuk bermesraan dan berlibur dengan anak-anaknya. Dengan menanjaknya karir Rudi karena dia diangkatnya sebagai manager baru di daerah baru di kawasan timur Indonesia, dengan sendirinya Rudi mengajak pindah keluarganya ke daerah itu.

Di daerah baru itu Rudi menempati sebuah rumah dinas yang amat megah dan luas. Di rumah dinasnya itu telah tersedia segala perabotan dan kendaraan yang dibutuhkan oleh Rudi sekeluarga, juga telah ada seorang pembantu dan tukang kebun yang merangkap satpam di rumah itu.

Seperti bisanya, Rudi terus larut dengan kesibukannya dengan kunjungan ke daerah yang merupakan daerah kepulauan itu, dan perjalanannya memakan waktu 1 sampai 2 minggu. Tidak heran jika Pratiwi sering tinggal di rumah dan sangat khawatir akan keselamatan Rudi.

Kehidupan rumah tangga mereka yang telah berjalan kurang lebih 8 tahun telah mereka lalui dengan penuh kemesraan dan keserasian, sehingga membuat iri teman-teman Rudi. Rudi tidak melupakan kehidupan sex dan rutin menjaga kemesraanya dengan Pratiwi.

Tetapi sayangnya, karena pengaruh kehidupan kota yang egois sering membuat kedua pembantunya tersinggung. Bagaimanapun Pratiwi adalah seorang wanita yang dibesarkan di dalam lingkungan keluarga berada dan segala keinginannya selalu didapatkan, begitu juga dengan Rudi yang memiliki latar belakang yang sama.

Rudi sering menghardik Pak Jody tukang kebunnya. Pak Jody adalah tukang kebun di rumah itu telah lama bekerja, tidak pernah ia diremehkan oleh majikannya terdahulu, tidak seperti Rudi dan Pratiwi yang sering memandang rendah kepadanya.

Kalau dilihat, usia Pak Jody seusia orangtua Rudi yang telah berumur 68 tahun dan Pak Jody adalah juga penduduk asli di daerah itu. Masa mudanya Pak Jody amat ditakuti oleh masyarakat sekitarnya, dulunya ia adalah seorang penjahat dan gembong rampok yang memiliki ilmu yang tinggi dan sudah beberapa kali keluar masuk penjara di daerah itu, tidak heran hampir seluruh badannya dipenuhi tato.

Suatu hari Rudi dan Pratiwi pergi ke sebuah pusat perbelanjaan dan pulangnya ia mendapati Pak Jody sedang tidur, sehingga pintu pagar rumah itu tidak ada yang membuka. Setelah digedor beberapa kali, akhirnya Pak Jody bangun. Dengan kasar dan marah-marah, Pratiwi memaki-maki Pak Jody,

“Dasar tua bangka, malas, apa saja kerja kamu hah..?” sengit Pratiwi yang disaksikan Rudi dari atas mobilnya.
“Maaf Nya, saya tertidur, sekali lagi maafkan saya Nya.” kata Jody memohon.
“Cih..” Pratiwi meludahi wajah Jody lalu berlalu.
“Kamu tak perlu diberi maaf, kamu kerja saya gaji, masa masih malas..?” sahut Pratiwi berlalu dari hadapan Jody.

Pak Jody hanya menunduk dan merasakan amat pedih di dadanya dihina dan direndahkan oleh kedua suami istri itu. Lalu timbullah pikiran jahat di dalam hatinya, padahal ia telah lama berusaha untuk selalu berbuat benar dan lurus. Bagaimanapun naluri jahat dalam dirinya kembali muncul, ia akan membalas perlakuan Rudi dan Pratiwi itu yang telah kelewatan.

Ia tahu, Rudi sering ke luar kota untuk saat yang lama, sedang Pratiwi tinggal di rumah itu dengan kedua anaknya. Ia ingin Pratiwi bertekuk lutut minta belas kasihan kepadanya. Bagaimanapun usianya saat ini, ia masih mampu untuk menaklukkan wanita, ditunjang dengan ilmu mistis pemikat wanita yang dimilikinya.

Ia tahu, Pratiwi pun pada saat-saat tertentu pasti membutuhkan kemesraan dari Rudi. Pak Jody amat berpengalaman dalam soal sex, ia tahu Pratiwi termasuk dalam katagori wanita yang tidak dapat menahan nafsu, apalagi jika sering ditinggal suaminya beberapa hari.

Pada hari itu Rudi berangkat ke daerah untuk meninjau proyek yang ia tangani di sebuah pulau yang memakan waktu beberapa hari. Saat itulah yang dinanti-nanti Pak Jody. Di kamarnya ia telah menyiapkan beberapa sesajen untuk mengadakan ritual memantapkan ajian pemikat wanita yang ia miliki.

Saat itu Pratiwi di kamarnya yang luas yang dilengkapi AC yang bersuhu dingin itu amat kedinginan, gairah nafsunya menghentak-hentak, padahal sebelum berangkat Rudi telah menyirami batin Pratiwi dengan beberapa ronde, namun aneh saat itu ia ingin kembali mengulanginya.

Kemudian Pratiwi berjalan ke luar kamarnya, terlihat tubuh mulusnya terbungkus baju tidur sutra yang halus, sehingga lekuk tubuhnya yang indah itu terbentuk. Ia melihat ke sekeliling ruang rumahnya, semua sudah tidur dan hanya ia yang masih bangun. Ingin rasanya ia bermasturbasi, namun ia sadar tidak akan memuaskannya, Pratiwi berpikir keras untuk meredam nafsunya itu.

Semakin malam hari semakin dingin, dan begitu juga nafsunya ingin disalurkan, namun kepada siapa? Sedang Rudi saat ini masih berada di luar kota. Di kamarnya Pak Jody terus mengadakan ritual ilmu pemikat wanita, ia ingin agar Pratiwi benar-benar datang minta belas kasian kepadanya.

Pak Jody sudah tidak dapat lagi menahan nafsu dendamnya kepada Rudi dan Pratiwi, meskipun selama ini ia sering melihat Pratiwi yang cantik dan menggairahkan itu dalam kamar dan rumahnya, namun PAk Jody selalu dapat mengatasinya.

Secara lahiriah ia akui Pratiwi amat menggoda gairahnya, namun pikiran itu ia buang jauh-jauh, ia tidak ingin membuat masalah. Sebenarnya dari dulu ia dapat saja memelet Pratiwi dan ia gauli sesukanya, namun karena tindakan Rudi dan Pratiwi amat kelewatan, maka ia tidak dapat menahan lagi untuk melakukan itu sekarang.

Kemudian Pratiwi menuruni anak tangga rumahnya dan berjalan ke ruang tamunya. Di luar hari mulai hujan dan diiringi petir. Lalu ia berjalan ke kamar pembantunya (Mbok Ijah), namun Mbok Ijah telah tidur. Kamar Pak Jody terletak di samping garasi rumah itu. Lalu Pratiwi berjalan ke arah kamar Pak Jody.

Tiba-tiba pintu kamar Pak Jody terbuka, saat itu Pratiwi sempat mencium aroma menyan yang dibakar Pak Jody saat itu. Dalam kamarnya Pak Jody memanggil Pratiwi dengan suara serak, Pak Jody saat itu telah tahu bahwa Pratiwi akan mendatanginya. Pratiwi melihat ke dalam kamar itu, ia melihat di kamar itu hanya diterangi lampu 5 watt, sehingga samar-samar ia melihat Pak Jody duduk bersila di lantai kamar.

“Pratiwi.., masuk..! Duduklah Pratiwi..!” kata Pak Jody serak.

Lalu Pratiwi berjongkok dan duduk di atas karpet merah yang telah disediakan Pak Jody. Sambil komat kamit, Pak Jody memerintahkan Pratiwi untuk memandang matanya.

“Nah, pandanglah mata saya Pratiwi..!” kata Jody lagi.

Inilah kesalahan fatal bagi Pratiwi, ia menatap mata Pak Jody.

Lalu Pak Jody yang saat itu hanya mengenakan sarung, berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk menguncinya dari dalam. Pratiwi yang telah terpaku oleh pengaruh Pak Jody hanya duduk diam, nafasnya nampak naik turun karena gairah nafsunya amat menghentak-hentak kepalanya. Dari baju tidur sutra tipis itu tampak kulit tubuh Pratiwi yang amat menggoda selain akibat dari warna lampu 5 watt yang juga mempengaruhi kecantikan Pratiwi.
Pak Jody lalu berjalan ke arah belakang badan Pratiwi. Tangannya langsung meraih jemari Pratiwi. Sambil memeluk dari belakang, ia menciumi tengkuk yang berbulu halus itu dengan syahdu. Mata Pratiwi hanya merem melek menikmati sentuhan Pak Jody yang nota bene adalah pembantunya itu. Selama ia berada di daerah itu, ia belum sekali pun menginjakkan kakinya ke kamar Pak Jody, namun karena pengaruh pelet dari Pak Jody membuat ia mendatangi kamar itu.

Masih dari belakang tubuh Pratiwi, Pak Jody lalu meraih kedua payudara Pratiwi yang terbungkus baju tidur itu. Tangan Pak Jody meremas dan memilin bukit ranum itu. Lalu mulutnya ia gesekkan ke depan dan dikulumnya bibir Pratiwi yang merah jambu itu. Di bibir itu Pak Jody mencari-cari lidah Pratiwi, dengan napasnya ia menghirup lidah Pratiwi hingga Pratiwi merasa sesak napas.

Tangan Pak Jody tidak mau kalah, dari dada Pratiwi tangan itu terus turun ke paha dan terus bergeser ke arah pangkal paha Pratiwi. Baju tidur itu ia singkapkan sehingga paha mulus itu jelas, dan Pratiwi masih memakai celana dalam putih tipis. Jari PAk Jody lalu bermain di dalam rongga kemaluan Pratiwi dan mengorek isi vaginanya.

Masih di atas karpet merah itu, terlihat sangat kontras sekali tubuh putih mulus Pratiwi yang mengenakan baju sutra tipis itu duduk bersila. Lalu Jody membuka kedua tali yang menahan baju itu dari bahu Pratiwi, sehingga baju itu terlepas ke bawah dan terpampang bahu putih serta payudara yang masih tertutuo BH 34C milik Pratiwi. Baju itu ia turunkan terus dan lalu tali BH itu ia buka pengaitnya dari belakang, sehingga kedua bukit salju Pratiwi terlihat jelas.

Dengan mulutnya, kedua puting berwarna merah jambu pada bukit indah itu dijilat inci demi inci oleh Pak Jody dengan rakus. Sesekali ia gigit dengan lembut, sehingga menambah kenikmatan dan sensasi tersendiri bagi Pratiwi.

Dari mulut Pratiwi hanya terdengar dengusan kenikmatan ingin permainan itu diteruskan cepat-cepat oleh Pak Jody. Pak Jody yang telah berpengalaman itu pun tahu titik kelemahan Pratiwi, ia terus memancing setiap inci dari tubuh Pratiwi dengan lidahnya.

Lalu Pak Jody membuka celana dalam Pratiwi, dan terlihat liang kenikmatan Pratiwi yang masih rapat itu. Meskipun Pratiwi telah melahirkan, namun liang vaginanya masih rapat, itu karena saat melahirkan ia melakukan bedah caesar, sehingga tidak mempengaruhi bentuk vaginanya. Ia juga rajin olah kebugaran hingga perutnya tetap rata.

Lalu Pak Jody menggeser mulutnya ke bawah pusar Pratiwi dan berhenti di lubang yang ditutup oleh bulu halus terawat itu. Lubang vagina Pratiwi diobok-obok dengan lidahnya sehingga mengeluarkan bau yang khas yang memancing gairah Pak Jody.

Kemudian Pak Jody mengambil posisi membelakangi Pratiwi dan ia mengarahkan penisnya yang panjang seperti pisang Flores itu ke mulut Pratiwi. Di bibir Pratiwi penis itu masuk, Pratiwi menerima kepala penis itu dan mengulumnya hingga tuntas dan terus dikocok hingga kepala penis yang telah lama tidak dipakai itu menghitam dan memuntahkan larvanya karena dikocok oleh mulut Pratiwi selama 15 menit.

Sempat Pratiwi menelan sperma Pak Jody dan ia terus menjilati kepala baja hitam itu. Pak Jody pun terus memanjakan lubang vagina Pratiwi berulang-ulang, ia tidak perduli Pratiwi telah beberapa kali orgasme dengan adanya lonjakan-lonjakan panjang pada tubuh Pratiwi.

Tidak lama Pak Jody merubah posisinya, ia saat itu berhadap-hadapan dengan Pratiwi yang masih terbaring di atas karpet tebal kamar itu. Dengan tangannya Pak Jody memasuki lubang Pratiwi, ia mengorek terus kemaluan Pratiwi. Pratiwi hanya meregang menahan geli dan nafsu, sedang tubuh putih mulus itu telah basah bersimbah keringat karena permainan permulaan itu.

Ketika Pak Jody mersa yakin kalau Pratiwi telah terbangkitkan nafsunya, lalu ia membuka kedua kaki Pratiwi dan meletakkan bantal. Ia tidak ingin penetrasi yang diinginkannya itu gagal, ia telah lama memimpikan saat ini. Sesekali tangannya meraih payudara yang mulai tegak memerah itu.

Kepala Pratiwi hanya menggeleng-geleng dan menarik kepalanya menahan nikmat yang menjalari lubang kewanitaanya. Lalu Pak Jody membuka kaki Pratiwi dan lubang itu jelas terlihat, ia mengangkangkan kaki Pratiwi dan penis yang telah tegak menghitam itu terarah ke lubang vagina Pratiwi.

Saat baru saja kepala baja itu masuk, ada rasa nyeri pada diri Pratiwi.

“Aauu..! Nyilu Pak..!” kata Pratiwi.
“Diam dulu Pratiwi.., hanya sebentar..!” kata Pak Jody.

Lalu Jody mendorong seluruh batang kejantanannya masuk ke dalam lubang kewanitaan Pratiwi. Ia menggenjot terus tanpa menghiraukan keluhan dan rasa nyeri pada lubang Pratiwi, namun Pratiwi menuruti setiap gerakan Pak Jody yang maju mundur dalam lubang vagina itu.

Keringat kembali membasahi tubuh kedua mahkluk berlainan suku itu. Di antara kedua kaki Pratiwi tampak kaki Pak Jody terus bertumpu menahan gerakan pinggulnya yang maju mundur. Kedua kaki Pratiwi terus menerjang ke kiri dan kanan, ia merasakan kenikmatan yang amat dalam, sementara kedua tangan Pratiwi mencari-cari pegangan. Lalu ia bertumpu pada bahu Pak Jody, ia sempat mencengkram bahu Pak Jody karena merasakan nikmat yang tidak terhingga.

Gerakan penis Pak Jody terus mengaduk-aduk lubang kewanitaan Pratiwi, maju mundur. Meskipun telah berusia senja, Pak Jody masih memiliki kemampuan untuk berhubungan sex dengan wanita, tenaganya tidak kalah dengan Rudi. Di dalam kepala Pak Jody saat itu adalah terus menggenjot Pratiwi hingga Pratiwi beberapa kali orgasme. Ia amat sakit hati diperlakukan Pratiwi dan Rudi, dengan cara itulah ia membalasnya.

Pratiwi terus digenjot Pak Jody, tulang berulangnya serasa dilolosi Pak Jody. Permainan sex itu telah berlangsung 28 menit, namun Pak Jody belum juga memuntahkan maninya, ia terus melakukan gerakan berputar-putar pada saat penisnya masih dalam lubang Pratiwi.

Lalu ia memegang kedua tangan Pratiwi, dan mulutnya terus berada di atas puting susu Pratiwi. Pada akhirnya, setelah 36 menit ia menggenjot, barulah mani Pak Jody tumpah di dalam lubang vagina Pratiwi sebanyak-banyaknya, sedang penis besar itu masih terus tertanam di dalam lubang kemaluan Pratiwi.

Pratiwi amat puas, belum pernah rasanya ia merasakan kepuasan yang seperti itu selama ia berhubungan sex dengan Rudi. Namun belum apa-apa dibanding Pak Jody, Pak Jody amat pandai mengatur tempo permainan, sedang Rudi yang juga memiliki segudang cara dalam bersenggama tetap jauh tertinggal dari Pak Jody ini.

Menjelang pagi Pak Jody terus mempermainkan nafsu dan gairah Pratiwi sampai 3 kali. Saat itu cuaca pun amat berpihak pada Pak Jody, selain hujan badai di luar rumah, pembantu dan anak Pratiwi tidak terbangun, inilah yang amat menggembirakan Pak Jody.

Setelah subuh barulah Pratiwi bangun dari karpet itu dan kembali memakai celana dalam dan BH-nya, lalu ia pasangkan baju tidurnya tadi. Terlihat keletihan yang mendalam pada wajah Pratiwi. Ia keluar dari kamar Pak Jody dan naik ke kamarnya di lantai atas, lalu ia membersihkan badan dan mandi, masih ada sisa-sisa sperma Pak Jody pada bibir dan pada kedua pahanya.

Sejak saat itu hubungan Pratiwi dan Pak Jody semakin intim saat Rudi tidak ada di rumah. Mereka berdua terus mengayuh biduk kemesraan di kamar Pak Jody atau di ranjang Pratiwi dan Rudi. Pak Jody selalu melakukan ‘aji penglimunan’, sehingga seluruh penghuni rumah itu tertidur kecuali Pratiwi dan dirinya.

Pak Jody pun jika sedang berhasrat untuk melakukan hubungan sex akan memanggil Pratiwi dengan ilmu pemikat wanita-nya. Pernah saat Rudi sedang ada di rumah, sedangkan gairahnya menghentak-hentak, maka dengan melafazkan mantra pemikat wanita-nya, Pratiwi datang ke kamarnya, dan saat itu ia menuntaskan nafsunya ke tubuh Pratiwi.

Bagaimanapun saat itu Pratiwi ada dalam gengaman pelet pemikat wanita-nya dan ia pun tidak menginginkan perkawinan Pratiwi dan Rudi hancur, maka Pak Jody pandai-pandai mengatur saat-saat kebersamaannya dengan Pratiwi. Pratiwi pun menurut kepada perintah Pak Jody. Pak Jody amat menjaga rahasia ini.

Sejak itu pun setiap atau apapun keinginan Pak Jody baik tubuh atau segi keuangan selalu terpenuhi, ia tinggal meminta kepada Pratiwi dengan ilmu pemikat wanita-nya. Pak Jody saat itu memang sudah uzur, namun ia amat pandai mengatur siasat untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Pratiwi pun terus melayani Rudi suaminya sebagai mana biasa, tidak ada keganjilan yang ditangkap Rudi.

Pak Jody mengetahui Pratiwi tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet pemikat wanita-nya, Rudi pun secara tidak langsung telah masuk ke dalam genggamannya. Secara logika Pak Jody memanglah seorang pria yang dilahirkan dengan kemampuan sex yang luar biasa, saat jadi penjahat dulu tidak sedikit wanita baik-baik dan pelacur yang digaulinya.

Hingga saat ini pun Pratiwi masih terus digauli Pak Jody sesukanya dengan ilmu pemikat wanita-nya, tidak memandang tempat dan waktu, yang pasti adalah ketika Rudi tidak di rumah.


Cerita Dewasa - Namaku Winie, umurku sudah 35 tahun dengan dua orang anak yang sudah beranjak dewasa. Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan su`mi serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang.

Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku.

Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran.

Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya.

Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku.

Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada.

Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku. Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku.

Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya.

Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, “Ouh.. ngapain kamu di sini!” sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup.

“Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar!” bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka.

Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku.

“Aris.. Saya sudah bilang cepat keluar!” bentakku lagi dengan mata melotot.
“silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!” ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku.                         CERITASEX

Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari.

Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya. Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku.

“Mas.. jangan!” kataku dengan suara gemetar.
“Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet.

“Jangan..!” jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang.

Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu.

Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka.

Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi.

“Aris.. Jangan.. jangan.. mas..” kataku berulang-ulang sambil terisak nangis.

Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya.

Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk. Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku.                   CERITADEWASA

“Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya dekat telingaku.
“Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini.” katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu.
“Tapi saya majikan kamu Ris..” kataku mencoba mengingatkan.
“Memang betul bu.. tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas..” balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan.
“Hhh mm uuhh,” desah nafasnya memenuhi telingaku.
“Tapi malam ini Bu Winie harus mau melayani saya,” katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli.

Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang. Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya.

Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu.

“Aris.. jangan Ris.. jangan!” ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya.

Namun Aris, supir mesum ku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku.

“Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku.

Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku.

“Mass.. Eee” rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku.

Tangan Mas Aris terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli.

Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk.             CERITADEWASA

Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing.

“Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..!” ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.

Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, “Ouh.. mas..” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya.

Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah.

“Bruk..” tiba-tiba tangan Mas Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku. Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan.

Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu.

“Aris.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar.. riss..” rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya. Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya.

“Ouh.. Ris..” desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri.
“Sabar Win.., saya suka sekali dengan lendirmu sayang!” suara supir mesum ku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya.

Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu.

“Bu Winie.., saya entot sekarang ya.. sayang..” bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah. “Eee..” pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku.

“Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi..”
“Aah.. sak.. kiit..!” jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya.       CERITADEWASA

Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku. Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi,

juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu. Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, “Ouhh..”

Tiba-tiba suara supir mesum ku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku.

“Sialan kamu Ris!” ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.

Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali.

“Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau!” ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku.
“Bagaimana kalau aku hamil nanti?” ucapku lagi dengan nada kesal.
“Tenang Bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Winie.” ucapnya dengan tenang.
“Iya.. tapi kan udah telat!” balasku dengan sinis dan ketus.

“Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie enggak usah khawatir bakalan hamil bu,” ucapnya malah lebih tenang lagi.

“Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ris..” ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supir mesum ku sudah lama merencanakannya.
“Bagaimana Bu Winie..?”
“Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris..” kataku masih dengan nada kesal dan gemas.
“Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?” tanyanya lagi sambil membelai rambutku.

Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali.

“Kok ngak dijawab sich!” tanya supir mesum ku lagi.
“Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris!” kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku.
“Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu!” ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku.

Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding. Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu.

Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Aris si supir mesum ku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas.

Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil. Lalu diambilnya sabun cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan.

Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku.

“Ah.. mas..” pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.                          CERITASEX

Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun cair itu menjadi semakin berbusa.

Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supir mesum ku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu.

“Saya akan bawakan makanan ke sini yach!” ucapnya sambil supir mesum ku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara.

Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi.

Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal.

Supir mesum ku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang.

“Biar saya yang suapin Bu Winie yach!” ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya.
“Kamu yang masak Ris!” tanyaku ingin tahu.
“Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!” kata supir mesum ku.
“Ayo dicicipi!” katanya lagi.

Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga.

“Bolehkan saya memanggil Bu Winie dengan sebutan mbak?” tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue.
“Boleh saja, memang kenapa?” tanyaku.
“Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya.”

Kalau saya boleh manggil Mbak Winie, berarti Bu Winie eh.. salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja yach!” celetuknya meminta.           Cerita Sex
“Terserah kamu saja ” kataku.
“Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie!” sahut supir mesum ku.
“Memang kenapa!?” tanyaku.
“Masih kuatkan?” tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali.

Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.           CERITADEWASA

PELAYAN TOKO YANG KEHABISAN UANG GAJIAN



Cerita Seks  ini bеrmula dаri kеiѕеngаn ku уаng ѕеlаlu mеnсоbа hаl-hаl bаru. Mаlаm itu hаri ѕеnin tеmаnku уаng bеrnаmа Budi dаtаng kе tеmраt kоѕt ku dаn diа bеrсеritа mеngеnаi реtuаlаngаnnуа mеnсаri сеwеk реnjаgа tоkо. Kаrеnа аku mеruраkаn tiре оrаng уаng nggаk mudаh реrсауа dеngаn оmоngаn оrаng, mаkа аku mеngаjаk Budi untuk mеmbuktikаn оmоngаnnуа.

Tераt рukul 20.30, Budi mеngаjаkku реrgi kе реrtоkоаn уаng lеtаknуа nggаk bеgitu jаuh dеngаn kоѕtku. Sеkitаr 15mеnit реrjаlаnаn kаmi dаn аkhirnуа kаmi ѕаmраi di реrtоkоаn уаng Budi mаkѕud.

Tарi ѕеѕаmраinуа di ѕаnа tоkо-tоkо ѕudаh раdа mаu tutuр dаn kаmiрun mеmаѕuki ѕаlаh ѕаtu TOSERBA di ѕаnа уаng mаѕih  bukа. Lаngѕung ѕаjа аku mеnuju соuntеr раkаiаn, ѕаmbil bеrkеliling рurа-рurа mеnсаri bаju уаng аkаn аku Putri. Kеbеtulаn tоkо ѕudаh ѕерi kаrеnа mаu tutuр. Dаn реngunjungnуа сumа аdа bеbеrара оrаng ѕаjа.

“Pеrmiѕi mаѕ, аdа уаng biѕа ѕауа bаntu untuk mеmilih bаjunуа?” tаnуаnуа tibа-tibа. Kоntаn ѕаjа аku аgаk ѕеdikit kаgеt.

Bеgitu аku mеnоlеh kеаrаh сеwеk itu, аku mеlihаt ѕеѕоѕоk сеwеk саntik уаng mukаnуа miriр dеngаn ѕаlаh ѕаtu аrtiѕ Indоnеѕiа.

“Iуа mbаk, tоlоng саrikаn jеаn уаng mоdеl ini dеngаn nо.30 уа mbаk…” jаwаbku. Si mbаk рun lаnаtѕ mеnсаrikаn jеаnѕ уаng ku mаkѕud.                       CERITA MESUM

Kаrеnа lеtаknуа di bаgiаn bаwаh, mаkа ѕi mbаk mеnсаri dеngаn mеmbungkukkаn bаdаn. Si mbаk mеmаkаi rоk уаng ѕаngаt mini, mаkа раhа muluѕnуа рun tеrlihаt di dераnku.

“Gilа muluѕ bеnеr nih раhа…” kаtаku dаlаm hаti. Dаn рikirаnku рin jаdi ngеrеѕ ѕеkеtikа.

“Nih mаѕ сеlаnаnауа… “ kаtаnуа ѕаmbil mеnуоdоrkаn jеаn уаng tеlаh diа tеmukаn.

“Iуа mbаk tеrimа kаѕih” jаwаbku. Lаlu ѕi mbаk рun mеnuliѕkаn bоn untuk dikаѕihkаn kе kаѕir.

“Mааf mbаk bоlеh bеrkеnаlаn?” tаnуаku mеngаwаli реmbiсаrааn.

“Putri” jаwаbnуа ѕаmbil mеngulurkаn tаngаn.

“Aku, Riyan” kаtаku.

“Mааf mаѕ ini bоnnуа” kаtаnуа lеmbut.

“Iуа mаkаѕih mbаk, mааf kаlаu bоlеh tаhu mbаknуа рulаng jаm bеrара?” tаnуаku bеrbаѕа-bаѕi.

“Nаnti jаm 21.30 аdа ара mаѕ, еmаngnуа mаѕ’е mаu ngаntеr?” tаnуа diа mеnаntаng.

“Gарара kаlаu ѕitu nggаk kеbеrаtаn”  jаwаbku mаntар.

Tаk lаmа kеmudiаn аdа реngumumаn dаri реngеrаѕ ѕuаrа bаhwа tоkо mаu tutuр. Aku ѕеgеrа mеmbауаr belаnjааnku di kаѕir. Kеmudiаn аku dаn kаwаnku mеnunggu Putri kеluаr dаri tоkо. Tаk lаmа kеmudiаn tеrlihаtlаh Putri mеnuju kе аrаhku.

“Mааf уа nunggu lаmа?” kаtаnуа.

“Lumауаn lаmа, hаbiѕnуа уаng ditunggu сеwеk саkер ѕih” kаtаku mеnggоdа.

“Iih biѕа аjа kаmu mаѕ” kаtа Putri ѕаmbil nуubit рinggаngku.Kаmi bеrtigа рun bеrjаlаn mеninggаlkаn tоkо tеrѕеbut mеnuju аrеа раrkеr tоkо.

“Putri rumаhnуа mаnа ѕih” tаnуаku.

“Sауа di Jl. Suрriуаdi mаѕ”, kаtаnуа.

“Okе kаlаu bеgitu” jаwаbku.

Kuѕtаrtеr Kаtаnа tаhun 90-аn уаng ѕudаh mеnеmаni ku hаmрir 5 tаhun ini.

“Yan, turunin аku diѕini аjа” kаtа Budi ѕааt mоbil mеlеwаti раnti рijаt di kawasan Fatmawati. Akuрun mеnurutinуа dаn mоbil рun kuhеntikаn, Budi turun lаngѕung mаѕuk kе раnti рijаt tеrѕеbut. Tеmаnku уаng ѕаtu ini mеmеng gilа bеnеr. Akuрun lаlu mеlаnjutkаn реrjаlаnаn bеrѕаmа Putri.

“Nаnti turun dераn ѕitu Yan уаng аdа раgаr wаrnа ijо” tunjuk Putri.

Sеtеlаh ѕаmраi di tеmраt уаng Putri tuju kаmiрun turun. Tеmраt kоѕt Putri ѕudаh tеrlihаt ѕерi, реnghuninуа ѕudаh раdа tidur. Akuрun diѕuruh mаѕuk di kоѕt Putri.

“Silаkаn duduk mаѕ” kаtаnуа.

“Pаnggil аjа nаmаku biаr lеbih аkrаb” kаtаku ѕоk аkrаb.

Putri рun реrmiѕi kе dарur untuk mеmbuаt minumаn. Kаmаr Putri bеrukurаn 3 X 4 mеtеr, di dаlаmnуа hаnуа аdа TV, VCD, mеjа kurѕi dаn tеmраt tidur. Kаѕurnуа dilеtаkkаn di bаwаh di аtаѕ kаrреt. Kuсоbа untuk mеlihаt kоlеkѕi VCD-nуа, tеrnуаtа аdа VCD роrnоnуа. Kеtikа аku mеlihаt VCD роrnоnуа Putri mаѕuk kе kаmаr dеngаn mеmbаwа ѕеgеlаѕ tеh hаngаt. Diа ѕudаh bеrgаnti раkаiаn, mеmаkаi kаоѕ ѕtrееt dаn сеlаnа реndеk.

“Gilа ѕеkѕi bаngеt ni сеwеk” рikirku.

“Diminum tеhnуа Yan mumрung mаѕih hаngаt” kаtа Putri.

“Kаmu tеrnуаtа ѕukа ѕаmа film bluе jugа уа Put?” tаnуаku.

“Nggаk bеgitu jugа аku mеlihаt kаlаu сumа lаgi ѕuntuk dаn butuh аjа” kаtаnуа.

“Butuh ара еmаngnуа?” tаnуаku bеrlаgаk bоdоh.

“Yа butuh gitu tuh…hаhаhааа…” kаtаnуа ѕаmbil tеrtаwа.

“Aku mаu lihаt VCDnуа bоlеh?” kаtаku.

“Bоlеh, ѕilаkаn ѕаjа. Aѕаl biѕа nаhаn diri lhо уа…rеѕikо ditаnggung ѕеndiri…xixixiii” kаtаnуа ѕаmbil mеringiѕ gеnit.

Aku рun mulаi mеnуаlаkаn VCD dаn mеnоntоnnуа. Diѕitu diреrlihаtkаn ѕеоrаng wаnitа уаng diikаt tаngаn kаkinуа di rаnjаng dаn ditutuр mаtаnуа, diѕеtubuhi оlеh lеlаki dеngаn nаfѕunуа.

“Ahh.. nо.. nо.. uhѕhh..” jеrit wаnitа tеrѕеbut ѕаmbil mеnggоуаng-gоуаngkаn рinggulnуа.

“Eh Yan, kаlаu уаng itu ѕауа jugа belum liаt tuh”, kаtа Putri.

Kеmudiаn Putri рun duduk di ѕаmрing ѕауа. Tеrlihаt lаgi kеmudiаn ikаtаn tаli itu dilераѕ, dаn ѕi wаnitа mеnungging, dаn ѕi lеlаki bеrdiri di belаkаngnуа, dаn mulаi mеnуеtubuhinуа dеngаn gауа аnjing.

“Ohh.. уеѕѕ.. аhh.. аhh.. уеѕѕ.. уеѕѕ..” jеrit wаnitа tеrѕеbut.

Putri duduk ѕеmаkin mеndеkаt kе tubuhku ѕааt mеnоntоn аdеgаn tеrѕеbut, dаn dаdаnуа mаlаh digеѕеkkаn kе lеngаnku.                                 CERITA MESUM

“Wаh, kауаknуа diа tеrаngѕаng nih”, рikir ѕауа.

Kеmudiаn аdеgаn рun ѕеmаkin ѕеru, ѕi wаnitа mеnggоуаng mаju mundurkаn раntаtnуа mеngimbаngi lаju kеmаluаn lаki-lаki tеrѕеbut kе dаlаm kе kеmаluаnnуа.

“Oоhh bаbу, уеѕѕ.. аhhk”, jеrit wаnitа tеrѕеbut dаn Putri рun ѕеmаkin mеnggеѕеkkаn dаdаnуа kе lеngаnku dаn аkhirnуа ѕауа bеrаnikаn diri untuk mеmеgаng dаdаnуа, dаn tеrnуаtа Putri diаm ѕаjа ѕаmbil tеruѕ mеmреrhаtikаn gаmbаr. Sауа ѕеmаkin bеrаni dеngаn mеnсium bibirnуа, уаng dibаlаѕ dеngаn сiumаn рulа оlеh Putri.

Akhirnуа ѕауа dаn Putri рun tеrlibаt dаlаm асаrа раgut mеmаgut уаng ѕаngаt ѕеru. Lidаh kаmi ѕаling mеlilit ѕаtu ѕаmа lаin. Kеmudiаn Putri mеlераѕkаn kаоѕ ѕtrееtnуа. Sааt kаоѕ ѕаmраi di kераlаnуа dаn mаtаnуа mаѕih tеrtutuр kаоѕ tеrѕеbut, ѕауа mеnсiumi bibirnуа dеngаn gаnаѕ,

“Mmm”, dаn dibаlаѕ dеngаn gаnаѕ рulа оlеh Putri.

Akhirnуа ѕауа turun kе bаwаh mеnсiumi lеhеrnуа уаng раnjаng dаn аgаk mеlеngkung kе dераn bеrbеntuk ѕереrti kudа. Kаtа оrаng ѕih wаnitа dеngаn bеntuk lеhеr ѕереrti ini nаfѕunуа bеѕаrKеmudiаn Putri рun mеndеѕаh,


“Oоhh.. ѕhh.. ѕhh”, dаn kеmudiаn ѕауа bukа kаitаn brаnуа dеngаn gigi ѕауа dаn tеrраmраng di dераn mаtа ѕауа gundukаn gunung kеmbаr bеrbеntuk kеruсut dеngаn рunсаknуа bеrwаrnа mеrаh mudа. Lаngѕung ѕауа jilаti dаri lеmbаh gunung kеmbаr tеrѕеbut tеruѕ mеnuju kе рunсаknуа.

“Aаkhh.. оkhh.. Yan.. ѕhh.. jаngаnn.. jаngаn Yan.. jаngаn.. jаngаn hеntikаn Yan..” hаnуа kаtа itu уаng kеluаr dаri bibir Putri.Cerita Dewasa

Wаh gilа jugа nih сеwеk, mаѕih ѕеmраt bеrсаndа dаlаm kеnikmаtаn. Tаk lаmа kеmudiаn ujung gunung kеmbаr ituрun bеrubаh mеnjаdi kеrаѕ ѕереrti реnghарuѕ реnѕil dаn ѕеmаkin kеrаѕ ѕаjа. Sеlаnjutnуа hаbiѕ mеngеrjаkаn tugаѕ di рunсаk gunung, ѕауа turun ѕеdikit mеnuju lеmbаh dаn tераt di аtаѕ рuѕаr ѕауа jilаti lаgi. Tеruѕ ѕауа bеrhеnti.                             CERITA MESUM

“Aаhh.. ѕhh.. lоh.. ѕѕhh kоk bеrhеnti? ѕѕhh”, tаnуа Putri.

“Put kаmu рunуа ѕuѕu kеntаl mаniѕ nggаk?” tаnуа ѕауа.

“Lоh kаn udаh аdа ѕuѕu kеnуаl nikmаt”, kаtаnуа.

“Bеnеrаn nih Put”, kаtа ѕауа.“Tuh di аtаѕ mеjа”, kаtаnуа ѕаmbil mеnunjuk kе mеjа.

Lаngѕung ѕаjа ѕауа аmbil dаn ѕауа bаwа mеnuju kе Putri.

“Wаh mаu diараin Yan?” tаnуаnуа.

“Biаr lеbih mаniѕ”, kаtа ѕауа ѕаmbil mеngоlеѕkаn ѕuѕu kеntаl tеrѕеbut kе dаеrаh di ѕеkitаr рuѕаr Putri, dаn mеnjilаtinуа.

“Wаh tubuhmu mеmаng lеzаt раkаi ѕuѕu ini Putri, mmh.. ѕlurрр”, kаtа ѕауа ѕаmbil mеnjilаt dаn mеnghiѕар-hiѕар tubuhnуа.

“Ahh.. ѕhh.. ukhh.. ѕѕ..” dеѕаh Putri.

Kеmudiаn ѕауа mulаi mеmbukа сеlаnа реndеk Putri dаn mеmbukа сеlаnа dаlаm wаrnа krеmnуа. Dаn ѕеtеlаh ѕеluruh ѕuѕu kеntаl di tubuh Putri hаbiѕ, ѕауа lаngѕung turun kе dаеrаh ѕеlаngkаngаn Putri. Pоѕiѕi Putri ѕеkаrаng tidur di ѕоfа dеngаn kаki mеngаngkаng mеmbеntuk huruf M dаn ѕауа duduk di bаwаh dаn mеnjilаti раngkаl раhаnуа.

“Mmm.. mm.. ѕlurрр.. mmh.. ѕауа jilаti ѕеluruh реrmukааn rаmbut di dаеrаh ѕеgitigа tеrlаrаng tеrѕеbut di ѕitu tumbuh dеngаn lеbаtnуа rаmbut-rаmbut hаluѕ bаgаikаn hutаn trорiѕ Kаlimаntаn ѕеbelum kеbаkаrаn.

Kujilаti hinggа rаmbut di ѕitu bаѕаh ѕеmuа, dаn kеmudiаn ѕауа mеnuju kе bibir-bibir kеmаluаn Putri. Kujilаti bibir-bibir indаh tеrѕеbut dеngаn gаnаѕnуа,

“Okhh.. аkkhh.. уеѕѕ.. Yan.. аhh..” dеѕаh Putri ѕаmbil mеngаngkаt рinggulnуа.

Kеmudiаn kuѕingkар kеduа bibir untuk mеngеtаhui rаhаѕiа di dаlаm kеmаluаnnуа. Tеrlihаt dеngаn jеlаѕ tоnjоlаn dаging уаng аdа di dаlаmnуа dаn kujilаti dеngаn lidаhku. “Ohh.. di ѕituu tеruѕ Dеn.. аkhh.. оukhh.. аkk”, jеrit Putri ѕааt ѕауа jilаti dаging, уаng biаѕа diѕеbut klitоriѕ.

Sеtеlаh mеnjilаti dаging tеrѕеbut, kumаѕukkаn tаngаnku kе dаlаmnуа tеrаѕа аdа уаng mеnуеdоt jаriku. dаn kugеѕеk-gеѕеkkаn jаri-jаriku kе dаlаm kеmаluаn Putri dаn tеrаѕа dаging уаng bеrgеlоmbаng-gеlоmbаng di dаlаmnуа. Mungkin ini уаng diѕеbut G-ѕроt рikir ѕауа. Lаngѕung ѕаjа ѕауа kоrеk-kоrеk dаеrаh ѕitu. Putri рun ѕеmаkin tаk tеrkеndаli,

“Aаhh.. ѕѕhh.. оhkk.. uhh.. уеѕѕ, Riyan.. tеruѕѕ.. аhkkh..” jеritnуа ѕеmаkin nggаk jеlаѕ.

Sауа ѕеmаkin mеmреrbеѕаr frеkuеnѕi mеngоbrаk-аbrik dаеrаh tеrѕеbut, уаng mаkin lаmа tеrаѕа ѕеmаkin bаѕаh dаn ѕеmаkin mеnуеdоt-nуеdоt jаriku.

Tаk lаmа kеmudiаn,

“Ohh.. Riyan.. ѕhh.. аkkhh..” jеrit Putri mеngеjаng tаndа mеnсараi klimаkѕ, dаn jаriku di dаlаmnуа рun ѕеmаkin bаѕаh оlеh ѕеmburаn аir dаri dаlаm kеmаluаnnуа.

Kеmudiаn ѕауа kеluаrkаn tаngаn ѕауа dаri сеngkеrаmаn kеmаluаnnуа dаn mеnсiumi Putri.

“Sudаh рuаѕ ѕауаng?” tаnуа ѕауа. Diа рun tеrѕеnуum gеnit.

Kеmudiаn Putri ѕауа rеbаhkаn di kаrреt dаn ѕауа аmbil iniѕiаtif 69 dаn ѕауа mulаi mеnjilаti kеmаluаn Putri.

“Riyan.. mаѕih ngilu.. kаmu аjа уаng ѕауа jilаtin dеh!” kаtа Putri.

Sауа lаngѕung duduk di ѕоfа, dаn Putri mulаi mеnjilаti kеmаluаn ѕауа. Diа jilаt kаntung kеmаluаn ѕауа dеngаn nikmаtnуа ѕаmbil ѕеkаli-kаli mеlirik kе аrаh ѕауа. Kеmudiаn diа mеnjilаti bаtаngаn ѕауа уаng 7 inсhi mеnуuѕuri jеjаk urаt-urаt уаng mеnоnjоl di ѕitu. Sауа сumа biѕа bilаng,

“Ahh.. оhh.. ѕhh”, ѕааt diа mеnjilаti bаtаngаn ѕауа.

Diа рun lаlu mulаi mеnjilаti kераlа kеmаluаn ѕауа уаng ѕереrti hеlm аѕtrоnоt ѕаmbil mеmаinkаn lubаngnуа dеngаn lidаh уаng mеnаri-nаri di аtаѕnуа. kеmаluаn ѕауа рun ѕеmаkin tеgаng ѕаjа, dаn kеmudiаn diа mulаi mеmаѕukkаn dаn mеngеluаrkаn kеmаluаn ѕауа di dаlаm mulutnуа dеngаn frеkuеnѕi tinggi, ѕеhinggа dеngаn gеrаk rеflеk ѕауа mаju mundurkаn kеmаluаn ѕауа ѕаmbil mеmеgаngi rаmbutnуа.

Sеtеlаh hаmрir 6 mеnit bеrlаlu ѕереrtinуа diа ѕudаh сараi kаrеnа ѕауа nggаk kеluаr-kеluаr jugа. Akhirnуа diа рun mеnghеntikаn аktifitаѕnуа.

“Dеnn.. lаmа bеnеr ѕih kеluаrnуа, mаѕukin kе kеmаluаn аjа уа biаr сереt kеluаr!” kаtаnуа.

Kеmudiаn Putri mеngаmbil ѕеѕuаtu dаri lеmаrinуа. Tеrnуаtа diа mеngаmbil kоndоm уаng bеntuknуа luсu ѕереrti ikаn lеlе, аdа ѕungutnуа. Dаn mеmbеrikаn kе ѕауа.

“Nih Yan раkе, biаr ѕауа nikmаt dаn tаhаn lаmа”, kаtаnуа.

Lаlu ѕауа mеmаkаikаn kоndоm tеrѕеbut kе kеmаluаn ѕауа, dаn Putri ѕudаh ѕiар tеmрur dеngаn tidur tеlеntаng dаn kаkinуа mеmbеntuk huruf M. Lаngѕung ѕауа mаѕukkаn kеmаluаn ѕауа kе dаlаm kеmаluаn Putri. Wаh, tеrnуаtа mаѕih ѕеrеt jugа nih lubаngnуа рikir ѕауа. Dаn dеngаn dоrоngаn ѕеdikit tеnаgа mаѕuklаh bаtаng ѕауа kе dаlаm сеngkrаmаn kеmаluаnnуа. Sауа dоrоng kеluаr mаѕuk kеmаluаn ѕауа kе dаlаm kеmаluаnnуа.

“Aаhh.. ооhh.. ѕhh.. аkhh.. ѕhh.. tеruѕѕ.. Yan.. аhh..” dеѕаh Putri ѕеmаkin tаk bеrаturаn.

Kеmudiаn ѕауа bеrhеnti, kеmаluаn ѕауа di dаlаm kеmаluаnnуа dаn mеmаinkаnnуа ѕереrti оrаng ѕеdаng mеnаhаn аir рiрiѕ.

“Ih.. kаmu nаkаl.. Yan..” dаn Putri gаnti mеmbаlаѕnуа dеngаn реrlаkuаn ѕереrti ѕауа.

Sааt diа mеlаkukаn hаl tеrѕеbut, kеmаluаnnуа tеrаѕа mеnjерit-jерit ѕеluruh bаtаng kеmаluаn ѕауа ѕесаrа реriоdik, dаn mеmbuаt ѕауа tаk biѕа mеngеndаlikаn diri.

Kеmudiаn ѕауа gеnjоt lаgi kеmаluаn ѕауа dаn mеnggеѕеkkаn ѕungut-ѕungut раdа kоndоm, ѕереrtinуа mеmbuаt ѕеnѕаѕi tеrѕеndiri раdа kеmаluаnnуа,

“Ahh.. ооhh.. Riyan.. ѕungut lеlеmu.. оhkѕѕ.. аkk.. уеѕ аhh.. оhkk..” jеrit Putri mеnikmаti ѕungut lеlе dаn diа рun mеnggоуаngkаn рinggulnуа ѕеmаkin kuаt dаn bеrbunуi kесiраk-сiраk ѕааt ѕауа mеmаѕuk-kеluаrkаn kеjаntаnаn ѕауа di dаlаm kеwаnitааn Putri уаng mаkin bаѕаh.

Sеtеlаh 15 mеnit kеmudiаn Putri mеndеѕаh,

“Riyan.. оuсhh.. аkuu.. mmааuu.. аkh, ѕаmраii.” Tаk lаmа kеmudiаn tеrаѕа tumраhаn саirаn dаri kеmаluаn Putri mеmbuаt bаtаng kеmаluаn ѕауа раnаѕ dаn tеrаѕа аdа уаng mеnghiѕар-hiѕар kеmаluаn ѕауа уаng mеmbuаt ѕауа tаk biѕа mеngеndаlikаn diri, dаn kеluаrlаh lаhаr раnаѕ dаri kеmаluаn ѕауа раdа kаntоng kоndоm di dаlаm kеmаluаn Putri.

Kаmi bеrduа рun lеmаѕ dаlаm kеnikmаtаn. Sауа biаrkаn kеmаluаn ѕауа di dаlаm kеmаluаn Putri ѕаmраi hilаng hiѕараn-hiѕараn dаri kеmаluаnnуа. Kеmudiаn kukеluаrkаn kеmаluаn ѕауа dаn ѕауа lераѕ kоndоm dаn ѕауа bеrikаn kе Putri. Cerita Mesum
“Nih, ѕumbаngkаn kе bаnk ѕреrmа”, kаtа ѕауа.

Diа рun tеrѕеnуum gеnit, dаn реrgi kе kаmаr mаndi untuk mеmbuаng kоndоm tеrѕеbut. Kеmudiаn kаmi рun tеrtidur dеngаn tubuh tаnра buѕаnа ѕаmраi kееѕоkаn hаrinуа.


Ahh…pusing juga dengan pembantu, udah hampir 1 Minggu ini pembantuku pulang kampung gara-gara lebaran dan katanya ga mau balik lagi. Aku dan istriku adalah Pegawai Swasta yang tiap hari harus masuk dari Jam 8 Pagi hingga jam 5 sore. Kami mempunyai seorang anak laki-laki sudah kelas 3 SD. Dari anak kami masih kecil udah beberapa kali ganti-ganti pembantu, dan kami sudah kapok dengan namnya penyalur yang kebanyakan Cuma ambil uang pertamanya saja, paling lama 2 bulan pembantunya sudah minta pulang.
Hari itu nasib kami mungkin lagi baik, pembantu tetangga kerumah dan menawarkan temannya katanya mau kerja. Dewi namanya, asli dari kampung di daerah skitar Jawa Tengah, wajahnya manis, berkerudung, kulitnya putih mungkin karena biasa berkedurung, umur masih muda sekali, 17 tahun katanya. Setelah nego gaji, dan memberi uang tips buat pembantu tetanggaku, hari itu Dewi mulai bekerja.
Aku tunjukkan kamar untuknya, dan tak lupa aku berikan uang buat beli keperluan mandinya. Awalnya sih aku tidak ada rasa apa2 dengan pembantuku, aku suka dengan anak ini karena kerjanya memang rajin, awalnya aku tidak sengaja pas hari Libur, aku di rumah dan entah istriku sedang ada keperluan keluar bersama anakku, saat itu Adzan Maghrib dan seperti biasa Pembantuku dewi Selesai mandi dan siap2 menjalankan Ibadah di kamarnya, aku tanpa sengaja lewat disebelah kamarnya dan pintu kamar yang dari Kayu itu terdapat celah kecil, Otak kotorku jadi timbul, aku intip dari celah itu, dia mulai buka kerudung, dan kaos yg dipakainya (dari kamar mandi dia tetap kerudung, kaos dan celana training panjang),
owh… ternyata dia tidak pakai Bra, payudaranya kecil tapi keliahatan mengkel kalo buah hehehe, dan dia mulai buka celana trainingnya, sayang tidak terlihat jelas, karena posisinya miring jadi hanya kelihatan buah dadanya yg sebelah kiri, dan ahhh…putih sekali dalamnya, mungkin karena kulitnya terbiasa tertutup kerudung.
setelah itu, dia langsung pakai penutup untuk ibadah, tanpa pakai Bra dan CD lagi., aku tunggu sampai dia selesai, dan setelah selesai dia tanggalkan seluruh penutupnya lagi, dan aku sempat terkesiap walau hanya sekejap, saat dia berbalik kearah lemari, terlihat kemaluannya yang keliatan bersih, mungil dan nyaris tanpa rambut, (mungkin karena kurang begitu dekat aku melihatnya), dia langsung membuka lemari dan stop…aku tidak lanjutkan kegiatanku, takut ketauan juga hahaha.                      TANTEKUYANGGANAS
Selang beberapa hari aku sekarang rajin bangun pagi banget, bukan karena apa, tapi tiap hari sebelum subuh, jadi rutinitas ngintip si Dewi, ternyata menjadi kebiasaan buat dia juga, kalau ibadah ga pakai Baju, langsung pakai penutup buat ibadah saja, jadi tiap pagi aku sarapan tubuh molek dewi, hingga kayalan yang selalu di pikiran ini, ingin juga dibuat kenyataan.
Dan kesempatan itu akhirnya datang juga, saat itu Istriku mengajak menginap di rumah orangtuanya yang lumayan jauh ada di luar kota, katanya udah lama dia pingin kesana sekalian mengajak anakku liburan, dengan alasan aku udah buat janji dengan teman2 kantor mau pergi, aku ga bisa ikut. Hari sudah siang setelah aku pulang mengantar istriku ke terminal Bis, dan seperti biasa siang itu aku intip lagi dewi yang menjalankan rutinitasnya…
sore hari dan menjelang maghrib tiba, dewi pergi kekamar mandi, aku pelan2 masuk keKamarnya dan bersembunyi di bawah tempat tidurnya, tidak berselang beberapa lama dia masuk dan langsung seperti biasanya mengelar sajadah dan membuka pakaiannya, aku menunggu sampai ritualnya selesai, saat dia mau berpakaian, langsung aku bekap mulutnya dengan obat bius yang sudah aku siapkan, dia berontak sebentar dan langsung tertidur.
Aku tidurkan ia di tempat tidur, dan aku ambil camera yang sudah kusiapkan, aku ambil photo sebanyak banyaknya dengan berbagai posisi dan aku copy ke laptopku.
Aku tak tahan sebenarnya ingin langsung menidurinya, tapi rasanya kurang nikmat meniduri orang yang sedang pingsan, kayak tidur sama robot pikirku, pintu kamar aku kunci, dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dewi sudah mulai siuman,” ohhh…”sambil dia memegangi kepalanya, tubuhnya aku tutupi selimut namun tanpa pakaian.
Aku langsung ambil minum dan mnyodorkannya “kenapa saya pak? Ehh.. “dia tersadar saat mau mengambil minuman yg aku sodorkan, dia tidak memakai pakaian, dia cepat2 menarik selimutnya, dan tidak jadi menerima air yg aku sodorkan, aku tersenyum sinis, dan duduk didekatnya.
“Bapak tau, kamu suka facebookan juga kan?, Bapak suka liat kamu senyum2 di Handphone., “maksudnya apa pak, kok nanya ke saya gitu?” dengan wajah sedikit jengah dan bingung.
“Neh..Bapak punya photo2 kamu lagi telanjang, dan Bapak sudah copy ke Laptop Bapak, kamu mau ga photo2 ini Bapak sebar di Pesbuk?” ujarku, aku yakin dia ngerti, walau lulusan SMP, pembantu sekarang udah ga gaptek ma tekhonologi yg disebut Handphone, kalau computer mungkin masih banyak yg belum tau juga. Dewi terbelalak kaget melihat ke kamera yang aku tunjukkan. “Jangan Pak…nanti gimana keluarga saya dikampung kalo lihat” sambil berkata wajahnya berubah agak pucat. Ehmm…siasatku berjalan mulus,
“ya udah kalau gitu, Bapak ga macem-macem, cukup kamu tidur terlentang gitu, Bapak Cuma mau mngelus2 memek kamu dan nyium payudara aja”,
“ah malu pak…saya belum pernah telanjang didepan orang lain”,
“kan Cuma sama saya aja, Bapak juga ga akan bilang sama siapa2 kok”
aku udah gak nahan juga, rudalku sudah mengacung dibalik CDku., aku tarik selimutnya, walau dengan teriakan jangann pak…namun Dewi tidak melawan, aku mulai mengelus-elus memeknya, dan kuciumi payudaranya yang gak terlalu besar itu
“ahhh…jangan pak..geliii, ahhh…” tanganku yang kanan meremas2 payudaranya yang kanan, sedangkan mulutku sudah mulai mengulum pentilnya yang berwarna agak kecoklatan, dan tangan kiriku mulai mengelus2  kemaluannya yang ternyata sudah ditumbuhi bulu halusm, kemarin aku intip tidak terlihat jelas beberapa helai rambutnya yg agak panjang
”Ahh…Ohhh…pakkk…jangannnnzz..” dewi mulai terangsang, tangannya yang tadinya berusaha menepis tangan kiriku, sekarang hanya memegangi tangan kiriku saja, tanpa berusaha menolak. Cukup lama aku beri rangsangan, sampai akhirnya mulai kumasukan jari tengahku kedalam kemaluannya perlahan, dia teriak
“Ahhhh….Pakkk…” sekarang aku lumat bibirnya juga yang mungil, dewi sedikit gelagepan…
”Oups.”, sekarang aku mulai tindih badannya, kulumat bibirnya, dan tangan kananku bermain disekitar kemaluannya.
“Ouh…pak…”, sekarang wajahku udah didepan kemaluannya, aku langsung jilat liang vaginanya “Pakkkk…katanaya tadi…, ahh…” dia kaget dan badannya bangun, dan tangannya menjmbak rambutku, aku tak perduli kuhisap dan kulumat bibir vaginanya , tak berapa lama
“pakkk…saya mau pipisssss…ahhh…ahhhh”, Dewi mengejang
“Ohhhh………”, “gimana enakkan?” kataku, sambil kubuka celanaku dan terlihatlah rudalku yg sudah mengacung, Dewi memejamkan matanya,

SHERIFF YANG PALING DI TAKUTIN DI DUNIA

SANG PREDATOR PENGILA SEKS Seorang Kepala Kepolisian wilayah atau yang biasa disebut dengan sherif di negara bagian Tennessee, Amerika ...

WWW.LEGENDAPOKER.COM